Idul Fitri

Taqobbalallahu minna waminkum taqobbal yaa kariim....

Alhamdulillah telah melalui Ramadhan dengan baik meski ga maksimal, tapi yakin dan percaya akan ada ganjaran dari setiap yang telah dilakukan.

Sekarang tiba saatnya kita saling maaf-memaafkan, agar kembali bersih hati ini agar semakin baik menjalani kehidupan ke depannya nanti.

Namun ada yang disesalkan dan disayangkan, hati ini seperti memeluk pecahan kaca dengan sangat erat menyimpan luka dengan amat rapi, menyakitkan, perih, hingga serpihan hati yang lainnya pun tak mampu menyembuhkan atau sekedar meredam perih itu.

Iya, masih tentang dia yang pernah kuperjuangkan.

Aku bahkan belum pernah mengingat luka yang pernah ku dapatkan, belum pernah membenci meski aku patut untuk membenci, tidak pernah menjadi sangat dingin bahkan bila aku ingin. Tapi saat ini, entah apa namanya bahkan hatiku ku pun tak terketuk untuk sekedar mencairkan suasana. Dinding yang dulu dibuatnya sekarang telah ku teruskan menjadi tembok beton yang kokoh.... aku hanya meneruskan pekerjaannya saja, tapi sepertinya aku meneruskannya terlalu baik, hingga aku sendiri tak mampu meruntuhkan bahkan sedikit saja.

Aku menyebut diriku tak mendendam dan tak membencinya, tapi ketika aku melihatnya bahkan sekedar mendengar namanya saja aku sudah bergidik, seperti ada sesuatu yang akan mencengkeram pundakku. Maka itu aku berusaha untuk menghilangkan diri darinya dan mengembalikan duniaku selayaknya seperti dulu tanpa dia dan semua tentangnya.

Aku masih mencoba untuk membelanya, namun pembelaanku selalu mendapatkan pembantahan dari diriku sendiri. Aku tak berharap apapun namun aku ingin memulai kehidupan baruku tanpa dia.

Dia yang dulu pernah kuperjuangkan, dia yang pernah buatku tersenyum, dia yang selalu memiliki diriku dan waktuku, dia yang menyita semua hat idan pikiranku.

Sekarang aku ingin hidup sebagai diriku saja, tanpa dia.

Mohon maaf, bukan aku tak memaafkanmu tapi aku tak mampu untuk menjadi aku yang kau kenal dulu.

_zockcool_
29 Juni 2017